Kamis, 22 Maret 2012

Wujud Evidensi

Evidensi merupakan semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh digabung dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujud yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu

INFERENSI DAN IMPLIKASI

Inferensi merupakan suatu proses untuk menghasilkan informasi  dari  fakta  yang  diketahui.  Inferensi  adalah  konklusi  logis  atau  implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar,  proses inferensi dialakukan dalam suatu modul yang disebut inference  engine. Ketika representasi pengetahaun pada bagian knowledge base  telah lengkap, atau paling tidak telah berada pada level yang cukup  akurat, maka representasi pengetahuan tersebut telah siap digunakan.
Sedangkan implikasi itu artinya akibat, seandainya dikaitkan dengan konteks bahasa hukum, misalnya implikasi hukumnya, berarti akibat hukum yang akan terjadi berdasarkan suatu peristiwa hukum yang terjadi.
Bahasa hukum sebenarnya tidak rumit, prinsipnya bahasa hukum masih mengikuti kaidah EYD, bahasa Indonesia baku. Tetapi, untuk konteks tertentu, ada hal-hal yang tidak bisa mempergunakan bahasa Indonesia baku.

PENGERTIAN PROPORSI

Proporsi merupakan kata yang sangat biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari dan sangat familiar di telinga kita, akan tetapi pertanyaannya adalah apakah kita sudah tahu apa arti sebenarnya dari proporsi. Kita sering mengatakan "Wah, orang itu tinggi badan dan berat badannya proporsional", atau dengan kata yang lain "Kalau berbuat sesuatu itu yang proporsional, jangan berlebih-lebihan". Sebenarnya apakah arti dari proporsional. Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Indrawan, 2000, p.409) proporsi adalah keseimbangan. Jadi ungkapan yang di depan tadiWah, orang itu tinggi badan dan berat badannya proporsional" berarti antara tinggi badan dan berat badan seimbang.


PENGERTIAN PENALARAN



Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.
Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.

Metode deduktif

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.


Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran

Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
  • Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
  • Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.

ANALISIS ANTRIAN DALAM STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM 34-13902 DI JL. BEKASI TIMUR KM.18


ABSTRAKSI

Dalam kehidupan sehari-hari setiap individu baik secara sadar maupun tidak sadar pasti pernah mengalami yang namanya antrian. Penulisan ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis antrian pada SPBU 34-13902 dengan menggunakan metode multi channel single phase. Dengan metode ini dapat diketahui berapa lama para pelanggan menunggu di dalam antrian dan di dalam sistem pelayanan.  Dalam hasil pembahasan ini tujuan antrian yaitu :
1.                  biaya langsung
biaya karena menambah fasilitas layanan serta gaji tenaga kerja yang memberi pelayanan.
2.                  biaya tidak langsung
biaya karena mengantri (biaya yang timbul karena para individu harus menunggu untuk dilayani).



































i
KATA PENGANTAR

Dengan rahmat ALLAH Yang Maha Esa serta puji dan syukur kepada-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penulisan ilmiah ini. Karena tanpa adanya rahmat dan karunianya, tidak mungkin semua ini dapat terlaksana dan menghasilkan sesuatu yang berguna.
Penulisan ini disusun sebagai syarat untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan jenjang sarjana Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi
Dalam penulisan ilmiah ini, penulis dibantu oleh berbagai pihak. Tanpa bantuan mereka tidak mungkin penulisan ilmiah ini dapat diselesaikan. Maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1.                          puji syukur kepada ALLAH SWT, berkat ridhonya maka penulis dapat menyelesaikan penulisan ilmiah ini.
2.                          orang tua yang selalu mendukung untuk menyelesaikan penulisan ilmiah ini.
3.                          SPBU 34-13902 terima kasih telah mengijinkan penulis meakukan penelitian.




























ii
DAFTAR ISI


Abstraksi ....................................................................................... i
Kata Pengantar .............................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................... 3
BAB III KESIMPULAN............................................................... 6
Daftar Pustaka ............................................................................... 7


































BAB I
PENDAHULUAN


1.1  LATAR BELAKANG
Di zaman modern seperti sekarang ini, semua masyarakat ingin serba cepat dalam segala kegiatan. Kecepatan dan penghematan waktu sangat menunjang untuk menjalani segala kegiatan kehidupan.
Salah satu kegiatan yang memerlukan kecepatan dan penghematan waktu adalah antrian. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami hal untuk menunggu antrian dengan waktu yang lama dan ini merupakan suatu hal yang sangat membosankan. Dan sangat menyenangkan jika mendapatkan pelajaran yang tanpa harus menunggu.
Menunggu antrian yang panjang ini dapat disebabkan oleh kurangnya fasilitas untuk melayani masyarakat atau jumlah loket pelayanan yang ada belum memadai untuk melayani masyarakat, serta kurang sigapnya para pelayanan untuk melayani masyarakat atau konsumen. Contoh-contoh kasus antrian dalam kehidupan sehari-hari misalnya antrian pembelian tiket bioskop, antrian pembelian bbm, antrian pasien yang sedang menunggu obat, antrian pada nasabah BANK, dan masih banyak lagi. Oleh sebab itu, penulis melihat masalah antrian merupakan topik yang sangat menarik untuk dibahas lebih dalam. Dengan demikian, maka penulis mengangkat masalah ini dalam sebuah penelitian ilmiah yang berjudul “ANALISIS ANTRIAN DALAM STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM 34-13902 DI JL. BEKASI TIMUR KM.18”

1.2  RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH
1.2.1.   Rumusan Masalah
Bagaimana proses antrian pada SPBU 34-13902 di jalan bekasi timur
km.18 dengan menggunakan metode antrian MULTI CHANEL SINGLE PHASE pada jam sibuk dan jam biasa.

1.2.2.   Batasan Masalah
      Batasan masalah pada penulisan ini adalah proses antrian yang terjadi pada pengisian bahan bakar umum dengan menggunakan MULTI CHANEL SINGLE PHASE di SPBU 34-13902 selama satu minggu pada bulan Maret yaitu tanggal 23-30 2012

1.3  TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui proses antrian yang terjadi pada pengisian bahan bakar umum di SPBU 34-13902 dengan menggunakan metode multi chanel single phase.

1.4. METODOLOGI PENULISAN
       1.4.1.  Objek Penelitian
      Objek yang akan diteliti adalah konsumen yang datang pada SPBU 34-13902 di Jl. Bekasi Timur Km.18 Pulogadung Jakarta-Timur.


1
1.4.2.      Data/Variabel
1.      Tingkat kedatangan rata-rata pasien.
2.      waktu pelayanan rata-rata.
3.      jumlah konsumen.
4.      jumlah fasilitas

1.4.3.      Metode Pengumpulan Data
                  a. Study Pustaka
         Teknik pengumpulan data di dapat dari referensi-referensi   buku, dan materi yang dipelajari saat perkuliahan.

                        b. Study Lapangan
Wawancara dengan melakukan tanya jawab pada pihak-piak yang terkait.
Observasi dengan pengamatn langsung terhadap objek penelitian.































2


BAB II
PEMBAHASAN


2.1. KERANGKA TEORITIS
       2.1.1.   SEJARAH TEORI ANTRIAN
                  Sistem antrian atau sering disebut sebagai waiting line theory  diciptakan pada tahun 1990 oleh seorang matematikawan dan insinyur berkebangsaan Denmark yang bernama A.K. Erlang yang mempelajari fluktuasi permintaan fasilitas telepon dan keterlambatan pelayanannya. Teori ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1913 yang dimulai dengan menggunakan konsep dan struktur system antrian sebelum mengembangkan model matematisnya. Teori ini dirancang untuk memperkirakan berapa banyak langganan menunggu dalam suatu garis antrian, kepanjangan garis tunggu, seberapa sibuk fasilitas, dan apa yang terjadi biala waktu pelayanan atau pola kedatangan berubah. Sistem antrian itu sendiri adalah suatu keadaan sistem pelayanan dimana waktu kedatangan lebih besar dari pada waktu pelayanan.
           
Contoh-contoh kasus antrian yaitu :
1.      para pembelanja yang berdiri di depan counter di supermarket.
2.      mobil-mobil yang menunggu di lampu merah.
3.      pasien yang menunggu diklinik rawat jalan.
4.      pesawat yang menunggu lepas landas dibandara udara.
5.      program yang menunggu untuk diproses oleh komputer digital.

2.1.2.      TUJUAN ANTRIAN
Tujuan dasar model-model antrian adalah untuk meminumkan biaya total, yaitu :
3.      biaya langsung
biaya karena menambah fasilitas layanan serta gaji tenaga kerja yang memberi pelayanan.
4.      biaya tidak langsung
biaya karena mengantri (biaya yang timbul karena para individu harus menunggu untuk dilayani).

2.1.3.      ELEMEN-ELEMEN POKOK DALAM SISTEM ANTRIAN
Model antrian paling tidak memerlukan 3 jenis data, yaitu :
1.       Tingkat kedatangan rata-rata langganan untuk mendapatkan pelayanan.
2.       Tingkat pelayanan rata-rata.
3.       Jumlah fasilitas pelayanan.






3

Sedangkan elemen-elemen yang membentuk sistem antrian adalah :
1.      Populasi masukan.
Yaitu jumlah total unit yang memerlukan pelayanan dari waktu ke waktu atau disebut jumlah total langganan potensial. Input dapat berupa populasi orang, barang, komponen atau kertas kerja datang
 pada system ;untuk dilayani. Asumsi yang digunakan untuk input dalam antrian adalah terbatas.

2.      Pola Kedatangan (distribusi kedatangan).
Arriver pattern (pola kedatangan) adalah dengan cara bagaimana individu-individu dari populasi memasuki system. Untuk pola kedatangan menggunakan asumsi distribusi probabilitas poisson, yaitu salahsatu dari pola-pola kedatangan yang paling umum bila kedatangan didistribusikan secara random. Ini terjadi karena didistribusi poisson menggambarkan jumlah kedatangan per unit waktu bila sejumlah besar variabel-variabel random mempengaruhi tingkat kedatangan. Bila pola kedatangan indivu-individu mengikuti suaru didistribusi poisson, maka waktu antar kedatangan atau inter arriver time (waktu kedatangan setiap individu) adalarandom dan mengikuti suatu distribus exponensial.

3.      Disiplin Antrian.
Disiplin antrian menunjukan pedoman keputusan yang digunakan untuk menyeleksi individu-individu yang memasuki antrian untuk dilayani terlebih dahulu.
Macam-macam disiplin antrian :
a.       First come first serves (FCFS) yang akan dipelajari
b.      Shortest operating (service) time (SOT)
c.       Last come first served (LCFS)
d.      Longest operating time (LOT)
e.       Service in random order (SIRO)
f.       Emergency first atau critical condition first

4.      Kepanjangan Antrian
      Kepanjangan antrian ada yang terbatas dan tidak terbatas. Asumsi untuk kepanjangan antrian ini yang akan kita gunakan adalah yang terbatas (finite). System antrian yang menampung jumlah individu-individu yang besar ini mempunyai kapasitas yang terbatas dan model antrian terbatas harus digunakan untuki menganalisa system tersebut.

5.      Tingkat Pelayanan
      Waktu pelayanan (service time) adalah waktu yang digunakan untuk melayani individu-individu dalam suatu system. Apabila waktu pelayanan mengikuti distribusi exponensial atau distribusi acak, waktu pelayanan (unit/jam) akan mengikuti distribusi poisson.



4
6.       Keluaran (exit)
Sesudah individu selesai dilayani, maka ia akan keluar system.

2.1.4.      SISTEM ANTRIAN.
            Sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi system yang berbeda-beda dimana teori antrian diterapkan secara luas.
1.      sistem pelayanan komersial
contoh : restoran, cafetaria, toko-toko, salon, dll.
2.      sistem pelayanan bisnis industri.
contoh : lini produksi, system material hadling, system penggudangan.

3.      sistem pelayanan transportasi
contoh : kereta api, bis, pesawat terbang.

4.      sistem pelayanan social
contoh : kantor tenaga kerja, kantor registrasi SIM dan STNK.

2.1.5.      STRUKTUR ANTRIAN
Menurut Pangestu Subagyo (1999) terdapat 4 model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh system antrian, yaitu :
1.      Single Channel Single Phase (Model : M/M/I/I/I)
Single chanel berarti bahwa hanya ada satu jalur untuk memasuki system pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single phase menunjukan bahwa hanya ada satu station pelayanan atau sekumpulan tunggal operasi yang dilaksanakan. Contoh : ngantri beli tiket/kasir, dll.
M pertama : rata-rata kedatangan yang mengikuti distribusi probabilitas poisson.
M kedua : tingkat pelayanan yang mengikuti distribusi probabilitas poisson.
1 : jumlah fasilitas pelayanan dalam system atau saluran masukan.

2.      Single Channel Multi Phase (Model : M/M/S/I/I)
Multi phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan.

3.      Multi Channel Single Phase (Model : M/M/I/I/F)
Multi channel single phase terjadi kapan saja dua atau lebih fasilitas pelayanan di aliri oleh antrian tunggal. Contoh : pelayanan pada BANK/BAAK

4.      Multi Channel Multi Phase (Model : M/M/S/F/I)
Sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap, sehingga lebih dari satu individu dapat dilayani pada suatu waktu. Pada umumnya, jaringan antrian ini terlalu complex untuk dianalisa dengan teori antrian, mungkin simulasi lebih sering digunakan untuk menganalisa system ini. Contoh : pada salon.


5
BAB III
KESIMPULAN


             Kita sering menemukan antrian dimana-mana. Seorang matematikawan memperkenalkan teori sistem antrian. Teori ini dirancang untuk memperkirakan berapa banyak langganan menunggu dalam suatu garis antrian, kepanjangan garis tunggu, seberapa sibuk fasilitas, dan apa yang terjadi biala waktu pelayanan atau pola kedatangan berubah. Sistem antrian itu sendiri adalah suatu keadaan sistem pelayanan dimana waktu kedatangan lebih besar dari pada waktu pelayanan. Untuk dapat menghitung teori antrian diperlukan tiga data yaitu :
1.   Tingkat kedatangan rata-rata langganan untuk mendapatkan pelayanan.
2.   Tingkat pelayanan rata-rata.
3.   Jumlah fasilitas pelayanan.
Struktur antrian dibagi menjadi empat yaitu :
  1. Single Channel Single Phase (Model : M/M/I/I/I)
2.   Single Channel Multi Phase (Model : M/M/S/I/I)
  1. Multi Channel Single Phase (Model : M/M/I/I/F)
4.   Multi Channel Multi Phase (Model : M/M/S/F/I)






























6
DAFTAR PUSTAKA

A.K.Erlang “Sejarah Teory Antrian” dalam modul manajemen operasional, 2011.

P. Subagyo, M. Asri, T.H. Handoko, Dasar-Dasar Operational Research edisi kedua.         Yogyakarta : BPFE, 2002.










































7

Minggu, 18 Maret 2012

PERBANKAN


Untuk melihat kondisi sebuah Bank dilihat dari neraca, laporan keuangan, atau balance sheet.

Pada sebuah Bank terdapat 2 bagian yaitu activa dan pasiva.
Activa berbetuk assets (use of fund) dan pasiva berbentuk liabilities (source of fund).
Yang dimaksud dengan use of fund adalah uang yang dapat digunakan untuk masyarakat yang ingin melakukan pinjaman/kredit kepada Bank, sedangkan source of fund yaitu untuk menyimpan dana dari masyarakat yang nantinya dapat digunakan untuk masyarakat yang ingin melakukan pinjaman/kredit.

Di dalam liabilities (pasiva) memiliki 3 sumber dana berupa :
  1. capital (sumber dana dari pihak pertama),
  2. security (sumber dana dari pihak kedua), dan
  3. deposit (sumber dana dari pihak ketiga), deposit dibagi menjadi 3 yaitu :
    1. saving deposit = tabungan
    2. demand deposit = giro
    3. time deposit = dposito

Sedangkan didalam assets terdapat 4 bagian yaitu :
1.                  Cash reserves dibagi menjadi 2 berupa :
  1. Kas
  2. R/K pada BI yang syaratnya minimal 8% dari deposit atau yang biasa disebut dengan Legal Reserves Requirement (LRR). Fungsi dari R/K pada BI adalah untuk likuiditas dan transaksi antar Bank atau yang disebut transaksi kliring.

2.                  Loan atau Kredit
Dasar dari loan/kredit adalah deposit.
Aturan dari loan yaitu :
    1. LDR (Loan to Deposit Rasio)
Loan/ deposit+capital x100%, maksimalnya 110% (100% dari deposit dan 10% dari capital). Fungsi dari LDR ini adalah untuk multiplier & kehati-hatian.

    1. Min kuk 20% dari loan


3.                  Securities terbagi menjadi 3 yaitu :
    1. obligasi
    2. saham
    3. pinjaman antar Bank

4.         Other Assets.

Untuk membaca aliran dana Bank :
  • Assets bertambah di debet & berkurang di kredit
  • Liabilities bertambah di kredit & berkurang di debet.


NAMA : NABELLA YUANITA PUTRI
KELAS : 3 EA 16
NPM : 15209557
TUGAS : KOMP. LEMBAGA KEU. PERBANKAN